Hi, guys. Ketemu
saya lagi. Kali ini saya mau emberikan tips sekaligus berbagi cerita tentang
pengalaman touring saya, terutama touring beberapa hari yang lalu yang membuat
saya memodifikasi sein saya di artikel saya sebelumnya. Jika belum membaca saya
persilakan dan saya harapkan untuk dibaca, hehe.
Oke, yang pertama saya
mau membahas tentang peralatan, baik safety maupun perlengkapan bawaan, seperti
obat-obatan, pakaian, makanan, dan lain sebagainya. Untuk safety sendiri
sebaiknya memakai protector siku dan lutut, helm (disarankan memakai fullface),
jaket, sepatu, dan sarung tangan. Mengapa saya sarankan memakai full face,
karena berdasarkan pengalaman saya saat touring terjatuh di kecepatan hampir
100Km/h itu menghasilkan dorongan dari sepeda motor yang sangat kencang, dan
untungnya saat memakai helm full face ialah dagu kita aman saat terjatuh di
kecepatan tinggi. Yang harus diperhatikan saat memakai helm full face yaitu, jika memakai tas ransel yang
besar, jangan sesekali menaruh/menggendong tas tersebut di depan badan kita,
terutama saat menunggangi motor bertangki didepan. Karena akan mengganggu
pandangan kita yang menyebabkan bagian bawah helm akan membentur bagian atas
tas kita, sehingga pandangan kita jadi kurang leluasa, tidak dapat memandang jauh kebawah atau bahkan
menganggukkan kepala kita yang akan membahayakan pengendara. Tak kalah
pentingnya sarung tangan, yang akan melindungi tangan kita saat terjadi
benturan atau sentuhan benda tajam. Perlengkapan bawaan jangan sampai membuat
perjalanan terganggu, misal membawa pakaian/makanan terlalu banyak yang membuat
tas terlalu berat dan membuat perjalanan kia tidak nyaman. Yang penting jas
hujan beserta sandal untuk antisipasi jika turun hujan selama perjalanan.
Yang kedua yaitu
tentang kesiapan motor. Terutama surat kendaraan jangan sampai lupa. Kunci
perlengkapan dibawa secukupnya, misalkan obeng, kunc pas ring, kunci busi
sekalian busi cadangan, dan kunci L jika panel motor kita terdapat baut
berkepala tipe L. Kesiapan motor kita juga harus diperhatikan, mulai dari
tekanan ban, kualitas oli, dan pastikan sudah servce sebelum perjalanan
touring. Jangan ragu untuk mengganti sparepart motor yang massanya harus
diganti. Jangan terbiasa baru mengganti part setelah ada kejadian / setelah
part itu benar-benar rusak, bahkan mati. Misalkan, baru mengganti busi setelah
motor mati, karena busi tidak dapat memercikkan bunga api lagi. Yang tidak
kalah penting yaitu selalu memantau jumlah bahan bakar kita, karena tidak
selalu diperjalanan touring ada stasiun pengisian bahan bakar, terutama dimalam
hari. Seperti halnya pengalaman saya saat touring matic di Gn. Kidul, yang
hampir kehabisan bensin saat peralanan dari Malioboro menuju Gn. Kidul sekitar
jam 23.30 yang ternyata pombensin disepanjang jalan tersebut hanya buka sampai
dengan jam 22.00, untungnya ada penjual bensin eceran di pinggir jalan. Selain
itu, selalu bawa chainlube bagi pengendara motor ber-rantai. Karena jika rantai
terkena air, putaran atau pergerakan antar sambungan akan menjadi kasar,
tegang, tidak licin kembali. Juga jangan melumasi rantai kita dengan oli,
karena sama saja kita menyekur rantai kita yang selalu bergesekan setiap
putaran roda kita.
Yang ketiga, jaga
kondisi kita. Jangan memaksakan diri dengan ikut touring saat kondisi badan
kita kurang sehat, sama halnya denga beristirahat jika dalam perjalanan kita
merasa mengantuk, karena dapat membahayakan perjalanan kita.
Sekedar saran
dari saya, jika rombongan kita banyak, disarankan memakai leader dan sweaper.
Tujuan leader untuk memimpin perjalanan kita, dan sweaper disini untuk selalu menjaga rombongan
kita tetap utuh. Yaitu dengan cara mencarikan jalan untuk anggota lain,
memberikan informasi kepada leader jika ada anggota yang tertinggal, maupun
menginformasikan jika salah satu anggota yang memiliki kendala pada kendaraan,
seperti harus mengisi bahan bakar, mogok, dll. Pengalaman tourig saya, selalu
menggunakan leader dan 2 sweaper yang berada diposisi tengah dan belakang yang
selalu berrotasi untuk menjaga keutuhan anggota, yang tentunya sudah ditentukan
urutan sepeda motor dari awal briefing. Dan sweaper juga harus didukung dengan
keaktifan para anggota melaporkan jika terdapat kendala diperjalanan touring
agar tetap solid dan terjaga keutuhan rombongan. Juga jangan sekali-sekali
berain handphone saat berkendara maupun di lampu lalulintas saat lampu merah
sekalipun. Misalkan membaca maps, alangkah baiknya dibaca bagi anggota yang
berboncengan, agar pengendara tetap fokus mengendarai sepeda motor. Jika
membutuhkan sticklamp, gunakan sebaik mungkin, misal digunakan dimalam hari,
dan jangan sampai sticklamp kita mengganggu pengendara lain. Selain menggunakan
sein berkedip lebih cepat, juga bisa
dengan memodifikasi motor kita dengan memasang modul strobo hazard agar mudah
dikenali rombongan, juga bermanfaat saat posisi macet dan kita mengambil lajur
kanan bersama rombongan yang panjang. Dan lagi, saya menjadi ingin memasang
modul tersebut dimotor saya, yang akan saya post di artikel saya selanjutnya
setelah saya membeli modul tersebut.
Intinya, yang terpenting
yaitu kesiapan baik fisik maupun perlengkapan, dengan mempersiapkan secara
matang jauh sebelum hari H, untuk selama perjalanan yang terpenting ialah
keutuhan, denga cara tetap kompak dan tetap solid. Selalu menjaga komunikasi
antar anggota dan juga anggota yang kita bonceng selama diperjalanan. Mungkin
hanya itu tips dari saya, jika ada masukan, dengan senang hati saya
menerimanya. Terimakasih
Wassalamualaikum...
Tugas PTI
NIM : G.231.17.033